23 Feb 2012

Risiko Investasi di Property


Oleh Joe Hartanto
Di dunia dengan segala kemungkinan yang tidak terbatas ini, Jika kita gagal mengantisipasi sesuatu yang tidak kita ketahui atau gagal memperkirakan terjadinya suatu hal yang tidak kita inginkan terjadi, kemungkinan besar nasib kita akhirnya akan berakhir pada belas kasihan orang lain atau sebuah situasi yang tidak bisa kita bayangkan sebelumnya. ” Demikian kalimat yang diucapkan oleh Agent Fox Mulder – The X –Files
Marilah kita sepakati dulu bersama diawal bahwa risiko itu adalah sebuah kejadian yang tidak kita harapkan atau dapatkan, hal tersebut bisa berupa kehilangan dompet di kendaraan umum, diri kita terpeleset dan  terjatuh di jalan, mobil kita keserempet oleh motor yang ugal ugalan, ditilang polisi dijalan karena kelupaan bawa STNK, mobil kita bannya kempes sehingga kita terlambat sampai kantor dan akhirnya dimarahi serta dipecat oleh boss karena kita sudah sering terlambat, diputus pacar, rumah kita kecurian atau kebakaran, usaha kita bangkrut ditipu rekan usaha, kehilangan uang dalam sebuah investasi yang tadinya kita harapkan bisa berikan keuntungan besar, sampai kehilangan orang yang kita cintai karena meninggal dunia. Apapun didunia ini mempunyai risiko atau sesuatu hal yang tidak kita harapkan terjadi.
Nah tapi dalam tulisan ini yang saya ingin tekankan adalah kemungkinan terjadinya risiko dalam investasi yang kita lakukan. Dalam investasi property yang kita lakukan risikonya apa saja sih…..kalau sambil bercanda biasanya saya jawab begini…..risiko kita melakukan investasi di property adalah semakin hari jadi semakin kaya raya….hahahaha…….
Tapi  mungkin  ada sebagian dari orang  diluar sana yang mengatakan bahwa investasi di properti risikonya adalah lambat pertumbuhannya, kalau mau cepat ya berarti harus pake leverage atau hutang, nah tapi kalau pake hutang risikonya kalau tidak bisa bayar disita, terus kalau suratnya bermasalah bagaimana, kan sekarang banyak sertifikat palsu atau ganda, terus kalau nanti nggak bisa dijual lagi gimana, dll……..dll…..dll…..
Sebenarnya, benar nggak sih yang dikatakan sebagian orang  itu? Sebenarnya ada nggak sih risiko di dunia property itu? Jika anda minta saya serius….maka jawaban saya adalah ADA……yang namanya investasi ya pasti ada risikonya, wong hidup itu kan memang berisiko, sangatlah naïf jika ada orang yang berani mengatakan bahwa sesuatu hal itu tidak ada risikonya, atau mengatakan dirinya berhasil mengunci risiko, emangnya dia Tuhan apa?  (wong anjing dikurung di kandang atau orang dikunci rapat di penjara aja masih bisa lepas ….apalagi risiko……hahaha)
Jadi pak Joe, dimana sebenarnya letak risiko di investasi property itu? Demikian tanya salah seorang teman saya, dan saya jawab begini : Jika anda ingin tahu dimana risiko sebuah investasi itu berada? Pergilah ke kamar mandi, berdirilah di depan cermin, dan lihatlah ke cermin tersebut, pada orang yang anda lihat di cermin itulah risiko sebenarnya berada.
Teman teman sekalian, jika kita mau jujur dan analisa lebih dalam….di dunia investasi apapun, apakah itu property, saham, bisnis, emas, atau apapun juga namanya, risiko yang sebenarnya terletak didalam diri investor yang mengambil keputusan investasinya. Sebuah risiko itu bisa terjadi karena si investor itu sendiri yang gagal mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi, atau gagal memperkirakan  terjadinya suatu hal yang diluar harapannya.
Nah kembali ke cermin diatas, ketika anda melihat diri anda yang di cermin, apa yang mesti anda perhatikan? Tanyalah pada diri anda 2 pertanyaan ini :
  1. Apakah saya telah benar benar menguasai seluk beluk cara berinvestasi di dunia properti dengan benar seperti yang saya pikirkan?
  2. Bagaimana reaksi dan tindakan yang akan saya lakukan ketika ternyata analisa dan keputusan investasi properti yang saya lakukan ternyata salah?
Ketika anda menjawab YA pada pertanyaan pertama, lanjutkan dengan pertanyaan ke dua, jika anda sudah memiliki jawaban dan siap dengan konsekwensinya, maka silakan dilakukan.
Tapi jika jawaban pertanyaan pertama TIDAK, sebaiknya anda tidak ambil keputusan terlebih dahulu, sampai anda kuasai seluk beluk cara berinvestasi di properti dengan baik. Cari dan pelajarilah caranya dari buku buku yang tersedia, dari pelatihan pelatihan yang tersedia, dan dari orang orang yang bisa anda anggap sebagai mentor yang sudah berpengalaman di bidang yang akan anda terjuni.
Pak Joe,  kalau jawaban pertanyaan pertama YA, tapi jawaban pertanyaan kedua saya TIDAK TAHU atau TIDAK SIAP menerima konsekwensinya, bagaimana? Jika anda dalam kondisi seperti ini, artinya mental anda belum siap, anda belum layak menjadi seorang investor properti.
Seperti yang saya jelaskan di buku maupun di workshop Property Cash Machine, untuk menjadi seorang investor property, anda memang harus terlebih dahulu memiliki mental dan mindset sebagai seorang investor properti.
Ketika mental anda siap, maka mengambil sebuah keputusan  dan menghadapi yang namanya risiko, baik risiko yang diharapkan seperti hidup lebih nyaman, kaya raya, hidup bahagia berkelimpahan, maupun risiko yang tidak diharapkan, seperti hidup jadi sedikit lebih susah, atau hidup jalan ditempat tidak kemana mana menjadi jauh lebih mudah. So Risk is about Mindset….it’s about Mentality! Milikilah mental seorang pejuang, beranilah menghadapi risiko!

18 Feb 2012

5 Film Wajib Tonton Bagi Entrepreneur

Setelah menonton film “The Social Network” baru-baru ini, kita bisa temui banyak sekali film yang memiliki entrepreneurship atau bisnis sebagai tema besarnya. Pengaruh apakah yang film-film ini akan berikan kepada mereka yang menontonnya? Tidak ada yang diragukan bahwa komentar negatif di film “Wall Street” sebenarnya tertarik untuk bekerja di Wall Street selama dekade 1990-an yang juga dikenal dengan masa ketamakan. Daripada menundanya dengan isu etika, sebagaimana yang dimaksudkan dalam film tersebut. Mungkin saja film “The Social Network” dengan tema dasar mengenai perceraian dan si pemenang akan berada di atas angin mungkin akan memiliki efek yang serupa.

Jadi apakah film-film dengan tema entrepreneurship yang paling baik? Kita akan fokus pada film fiksi bahkan jika film-film ini berdasarkan pada kenyataan.

“Wall Street”
Karena ketamakan tentunya bagus hingga Anda tenggelam dalam sistemnya, tentu saja. Sayang sekali bahwa film yang mengikutinya seharusnya bisa memberikan pesan yang lebih berisi agak tidak menggigit. Dua bersaudara Sheen yang membintangi film berikutnya nampak tidak bisa menandingi akting Michael Douglas yang brilian.


“The Social Network”
Meskipun film ini masih baru, “The Social Network” memiliki kesan yang baik sehubungan dengan latar belakangnya yang menggunakan Facebook. Apakah ini semua benar? Mungkin tidak tetapi ini menunjukkan bahwa apapun yang terjadi, jangan menandatangani apapun hingga Anda memiliki seorang kuasa hukum yang berpengalaman dan usaha rintisan bisa menjadi bisnis yang kacau sekali jika di tahap awal peraturan dasarnya tidak ditegakkan dengan baik dan konsisten.


“Glengarry Glen Ross”
Kisah mengenai David Mamet tentang penjual dan ketrampilan sebagai penjual dengan semua pemeran bintang dan kalimat-kalimat singkat yang cerdas, bisa menunjukkan pada generasi Y bahwa bekerja di usaha rintisan pun memiliki sisi-sisi manusiawi dan humoris. Mungkin setting serupa bisa ditemui di beberapa usaha rintisan sekarang.


“Barbarians at the Gate”
Kisah RJR Nabisco dan periode buy-out di Wall Street mugnkin masih lekat di benak sebagian orang. Sebenarnya ini bekerja sangat baik sebagai suatu negosiasi atau komedi dari kesalahan dan kekacauan. Dan sekali lagi ini merupakan sebuah film yang tidak ditunjukkan sesering seharusnya. Semua mahasiswa sekolah bisnis seharusnya diajak untuk menonton film ini. Aktor James Garner memerankan F. Ross Johnson, sang CEO RJR Nabisco dan memberikan kinerja terbaiknya abad ini.


“Pirates of Silicon Valley”
Meski film ini sebenarnya dibuat untuk ditayangkan di TV, film “Pirates of Silicon Valley” ini sangat menarik. Sebagaimana kisah Apple dan Microsoft di masa awal mereka, sekali lagi film nii melewati batas film jejaring sosial mengenai kepercayaan dan pengkhianatan dan tidak sepenuhnya akurat (IBM misalnya mendekati Digital Research untuk menyediakan DOS untuk itu sebelum menghubungi Bill Gates tetapi itu berhasil untuk ukuran sebuah film). Sekali lagi pemeran yang baik berarti para pemainnya terlihat cukup menyerupai karakter di kehidupan nyata. Pastinya setelah keberhasilan “The Social Network”, inilah skrip film yang menunggu untuk difilmkan kembali


6 Sebab Gagalnya Waralaba

Banyak orang menyangka berbisnis waralaba merupakan langkah pasti menuju sukses. Tapi pada kenyataannya, banyak alasan yang membuat bisnis waralaba berakhir tidak seperti yang diperkirakan.

Dalam artikel yang dikutip dari investopedia, terdapat beberapa pertimbangan yang bisa anda kaji sebelum terjun langsung ke bisnis waralaba. Kenali 6 penyebab kenapa bisnis waralaba mengalami kegagalan.


1. Modal awal dan royalti waralaba yang cukup tinggi

Modal awal dan franchise fee bisa sangat mempengaruhi laba penyewa bisnis waralaba. Sebagai contoh, jika anda ingin membuka waralaba McDonald's, anda harus punya lokasi sendiri (sewa maupun milik), belum lagi royalti waralaba sekitar Rp 405 juta (US$ 45.000) untuk memegang hak waralaba selama 20 tahun, setelah masanya habis maka bisa diperpanjang.

Jika dihitung-hitung secara total, biaya yang anda harus keluarkan untuk membuka sebuah restoran cepat saji McDonald's berkisar antara Rp 4,5 miliar sampai Rp 14,4 miliar.

Yang paling merepotkan adalah, franchise fee yang harus disetorkan per tahun. Setiap tahun, pemegang pemegang waralaba harus menyetorkan 12,5% omzetnya ke pemilik waralaba. Jadi, berapapun omzet anda atau sebaik apapun bisnis, anda akan terus terikat dengan peraturan ini.

Ongkos sewa tahunan ini merupakan syarat paling standar dalam dunia waralaba. Bahkan, Burger King meminta tambahan 4,5% jika ongkos waralabanya mencapai Rp 450 juta, sama seperti Dunkin' Donuts yang meminta tambahan 5,9% untuk franchise fee di kisaran Rp 360-720 juta tergantung lokasi.

Dikurangi gaji karyawan, uang makan dan pajak, bisa terlihat bahwa memegang lisensi waralaba tidak semudah seperti kelihatannya.

2. Biaya bahan baku yang mahal

Untuk anda bisa tetap berbisnis, kebanyakan pemilik waralaba memaksa para pemegang lisensinya untuk membeli bahan baku dari pensuplai yang biasanya masih ada hubungan 'spesial' dengan si pemilik waralaba. Biasanya, harga yang ditetapkan oleh pensuplai ini lebih tinggi ketimbang harga pasar.

Bahkan, beberapa pemilik waralaba makanan cepat saji mematok 5-10% lebih tinggi dari harga pasar untuk produk-produk seperti sayuran, tomat atau bahan baku lainnya. Padahal, sayuran tetap sayuran yang harganya biasanya hampir sama, tapi ini menjadi salah satu cara lain si pemilik waralaba menggenjot laba.

Jangan sekali-sekali anda membatalkan pesanan bahan baku dari si pemilik waralaba, karena bukan tidak mungkin ia kan memutus kontrak anda di tengah jalan sehingga anda tak lagi bisa berbisnis.

3. Minimnya pendanaan

Kebanyakan pemegang lisensi waralaba tidak punya akses ke pendanaan yang baik. Jadi, jika butuh tambahan modal, kebanyakan pemegang lisensi waralaba harus merogoh koceknya sendiri. Bisa dibilang, pemegang lisensi waralaba bergantung pada diri sendiri.

Beberapa pemilik waralaba mengetahui hal ini dengan baik sehingga memberikan opsi cicilan untuk franchise fee, modal awal, bahan baku dan peralatan untuk memulai waralaba. Situasi seperti ini biasanya lebih menarik para calon pemegang lisensi waralaba.

4. Minimnya kontrol lokasi

Beberapa waralaba punya aturan untuk tidak terlalu banyak membuka tokonya di sebuah kota demi menghindari saturasi pasar dan omzet yang anjlok. Akan tetapi banyak juga waralaba yang membuka toko sebanyak mungkin di sebuah kota demi menggenjot penjualan.

Itulah mengapa bukanlah sesuatu yang aneh jika anda melihat lima gerai McDonald dalam radius 8 km karena perusahaannya berusaha untuk meraup setiap uang yang ada di wilayah tersebut. Pemilik waralaba memang dapat untung banyak, tapi yang menderita adalah gerai si pemegang lisensi waralaba, karena tiap muncul satu waralaba di lokasi yang sama, maka omzetnya bisa turun sampai setengah.

5. Kurang kreatif

Sebauh waralaba biasanya mewajibkan keseragaman. Mulai dari dekorasi toko, papan reklame, produk yang ditawarkan sampai seragam pelayannya harus sama. Untuk orang yang menyukai kreatifitas, ini bisa membuat frustasi.

Jadi, jika anda yang terbiasa menjadi bos bagi diri sendiri, keseragaman ini mungkin cukup sulit dilakukan. Mungkin anda tidak cocok untuk berbisnis waralaba.

6. Pemilik waralaba kurang mengenal daerah baru

Anda pasti sering mendengar kalau kunci sukses dalam berbisnis adalah lokasi, lokasi, lokasi. Pasalnya, lokasi memang sangat mentukan sukses atau gagalnya sebuah bisnis.

Intinya, jika anda tidak bisa menemukan lokasi yang tepat untuk membuka waralaba, anda pasti akan kesulitan, karena si pemilik waralaba pun tidak bisa banyak membantu anda dalam menentukan lokasi.

Contohnya waralaba pizza. Anda tidak bisa dengan mudah membuka gerai pizza di sebuah daerah yang cukup ramai penduduk. Tetapi, anda juga harus perhatikan tingkat usia di lokasi tersebut.

Salah besar jika anda membuka gerai pizza di lingkungan ramai tapi isinya orang tua. Lebih baik anda cari lingkungan yang lebih sepi tapi isinya anak muda semua.

Riset seperti ini lah yang biasanya tak dimiliki oleh si pemilik waralaba. Si pemegang lisensi waralaba lah yang bertugas untuk melakukan riset ini sendirian tanpa bantuan kantor pusat.

Kesimpulan:

Menjalankan bisnis waralaba adalah sebuah keputusan serius yang harus dilaksanakan dengan hati-hati. Sebelum anda menyewa waralaba, banyak belajarlah mengenai perusahaan yang jadi target, begitu pula dengan produk dan lokasinya. Karena bahkan dengan produk dan lokasi yang baik, belum tentu anda bisa meraup laba. Jadi, pastikan adan tahu risikonya sebelum membuka waralaba.


Sumber

Rumah Kos (1)


Peluang usaha tempat kost

Melirik bisnis yang satu ini, memang kebanyakan orang akan enggan untuk berani memulainya, apalagi bagi Anda yang berkantong 'tipis' karena bisa dibilang bisnis ini memerlukan modal yang tidak sedikit. Namun karena keuntungan yang menggiurkan tiap bulannya, saya mereferensikan peluang usaha ini sebagai bisnis lahan uang baik bagi Anda yang bermodal cukup atau bermodal pas-pasan.

Usaha Kost merupakan upaya menyewakan kamar kepada perorangan / lebih yang dibayar setiap bulannya (biasanya awal bulan). Kawasan perkantoran, pabrik, pertokoan maupun sekolah dan kampus,adalah target utama dari bisnis ini.

Menurut saya, bisnis Kost ini sangatlah mudah, tidak memerlukan banyak tenaga dan fleksibel, terutama bagi Anda yang super sibuk. Sederhananya, kita tinggal menyiapkan tempat (kamar) , mengisinya dengan perabot-perabot utama, dan memiliki tenaga 1-2 orang untuk menjaga sekaligus merawat tempat tersebut. Memiliki banyak kamar untuk disewakan tentunya akan lebih baik untuk mendongkrak penghasilan.

Nah, untuk lebih jelasnya akan saya urai satu persatu.

PERSIAPAN AWAL

1. Lokasi
Cari lokasi yang tepat dan strategis di kawasan perkantoran, pertokoan, pabrik, sekolah maupun kampus, tidak harus bersebelahan namun memiliki akses yang mudah dijangkau. Usahakan memilih lokasi di pinggir jalan, jangan sampai lokasi yang berada di dalam gang.

Jika sudah ada bangunan di atasnya, Anda tinggal merenovasi seperlunya untuk menekan pengeluaran. Namun jika berupa tanah, Anda harus mengeluarkan modal lebih untuk membuat bangunan di atasnya. Keuntungannya, Anda bisa membuat lebih banyak bangunan kamar di atasnya, dan menatanya serapi mungkin agar bisa menarik calon penghuni.

2. Perijinan
Sebelum membuka usaha ini, sebaiknya Anda melakukan perijinan untuk membuka Rumah Kost kepada RT/RW setempat. Lakukan secara tertulis.

3. Bangunan dan Perlengkapannya
  • Pasang fasilitas listrik, air, dan kamar mandi.
  • Siapkan kamar yang berukuran standart, jangan terlalu sempit karena akan menimbulkan ketidaknyamanan penghuni, dan bisa saja penghuni akan beralih ke tempat lain.
  • Siapkan fasilitas kamar seperti tempat tidur, lemari, meja dan kursi.
  • Fasilitas pendukung tentunya akan memberi nilai 'plus' untuk usaha Anda. Siapkan fasilitas pendukung seperti dapur, ruang tamu, telepon dan televisi (bila perlu).
3. Siapkan / pasang aturan yang berlaku dalam Kost tsb. 
Misalnya : Batas pemakaian alat-alat listrik, tamu yang datang/menginap, waktu pembayaran uang kost dsb.
4. Tentukan tarif kost dengan melihat pasaran harga, fasilitas dan pelayanan yang Anda berikan.

5. Minta data diri penghuni kost berupa fotocopy KTP untuk arsip Anda.

6. Anda bisa mengambil tenaga untuk melakukan pengawasan lokasi, sekaligus untuk menjaga kebersihan lingkungannya.

7. Seiring waktu berjalan, Anda pun bisa menambah fasilitas-fasilitas lain untuk meningkatkan 'ranking' kost Anda. Hal tersebut bisa Anda lakukan menyusul dan bertahap.

TIPS PERMODALAN

Bagi Anda yang bermodal tipis, tentunya ada solusi yang dapat saya berikan untuk Anda. Anda bisa membeli sebuah lahan (sebaiknya sudah berupa bangunan untuk menekan pengeluaran) dengan memanfaatkan pinjaman dari bank. Anda bisa mengambil KPR atau kalau menurut Anda terlalu lama, Anda bisa mengambil utang usaha jangka pendek dengan jaminan sertifikat lahan yang Anda beli.

Nah, nantinya Anda dapat membayar angsuran bank tersebut dari uang kost yang Anda terima tiap bulannya. Untuk awalnya memang berat karena nanti Anda belum bisa secara langsung menikmati hasil usaha Anda secara penuh karena untuk mengangsur pinjaman Bank. Tetapi toh pada akhirnya Anda telah memiliki properti yang nilainya akan terus meningkat bukan??

Usaha lain yang bisa digabung dalam usaha ini

Selain uang kost dari sewa kamar yang Anda terima tiap bulan, Anda pun bisa menambah pemasukan dengan beberapa peluang usaha berikut ini :
  1. Menyediakan layanan jasa Laundry
  2. Menyediakan layanan jasa katering
  3. Membuka 'Wartel Mini'
  4. Membuka warung kecil dengan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi, sabun cuci, gula, kopi, teh dll
Nah, itu tadi kiat-kiat yang dapat saya berikan bagi Anda yang berniat untuk membuka usaha Kost. Tentunya semua itu tidak bisa dilakukan semudah kita membalik tangan. Saya tunggu komentar Anda seputar peluang usaha kost, semoga dengan kita berbagi informasi dan pengalaman, dapat membantu rekan-rekan semuanya.



Sumber

15 Feb 2012

Memaksimalkan Bisnis via Jejaring Sosial? Ini Tipsnya

Jakarta - Jika anda baru memulai sebuah bisnis kecil-kecilan, mengatur waktu adalah yang paling utama, karena setap detik yang anda gunakan sangat berharga bagi bisnis anda. Kita semua tahu waktu adalah uang.

Berbagai teknologi yang tersedia dewasa ini bisa sangat membantu anda dalam berbisnis. Namun, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, teknologi malah bisa menjadi penyita waktu anda yang berharga untuk urusan yang kurang penting.

Salah satu teknologi paling anyar yang saat ini sedang digandrungi adalah social media alias media jejaring sosial. Media jejaring sosial bisa sangat membantu tapi juga menyita waktu anda secara bersamaan, terutama para pelanggan dan calon pelanggan yang berharap dapat respon cepat 24 jam nonstop.

Dilansir dari financialedge, Jumat (8/12/2011), berikut beberapa tips untuk menentukan seberapa banyak waktu yang bisa anda habiskan untuk 'menjual' perusahaan anda di Twitter, Google+, Facebook, dan media sosial lainnya.

1. Tidak ada yang namanya sukses dalam sehari

Kesuksesan butuh kerja keras, waktu dan dedikasi tinggi, ini berlaku juga di sosial jejaring media. Anda bisa mulai men-tweet soal perusahaan dan produk anda untuk beberapa bulan pertama. Hasilnya akan berbeda-beda.

Mungkin beberapa orang tidak akan mengalami perubahan yang drastis dari bisnisnya dalam tiga bulan pertama, tapi beberapa orang lainnya mungkin saja sudah bisa meraup omzet yang meningkat tiga kali lipat.

Cukup sulit juga untuk mengukur seberapa sukses anda berjualan di media jejaring sosial. Sebagai contoh, meningkatnya omzet bisa menjadi ukuran kesuksesan. Tapi, image positif dan jumlah penggemar atau pengikut (follower) perusahaan anda juga tidak bisa disepelekan begitu saja.

Pastikan anda membangun image perusahaan dan produk yang positif dan jangan lupa tetap melayani para pelanggan dan calon pelanggan di dunia maya. Lakukan secara efektif, jangan berlebihan sampai menyita waktu anda.

2. Pasang target feedback konsumen

Setiap aksi yang dilakukan di media sosial oleh sebuah perusahaan atau tim marketingnya, seperti posting di Facebook atau berkicau di Twitter, pasti ada target imbal balik (feedback) dari pelanggannya. Salah satu tujuan perusahaan menggunakan media sosial adalah, mempertegas keberadaan merek, meningkatkan penjualan, memperbaiki dan menjaga persepsi konsumen dan lain sebagainya.

Tapi, semua itu tidak akan efektif jika anda tidak memasang target. Anda akan menghabiskan banyak waktu di media sosial karena tahu tujuannya untuk apa, tapi tidak tahu kapan mencapai tujuan tersebut.

Begitu anda siap untuk menggelar kampanye promosi di jejaring sosial, pastikan anda punya target yang tepat dan sistem pengukur untuk memonitor seberapa sukses kampanye tersebut. Dengan monitor yang rutin, anda bisa menentukan seberapa jauh anda dari target dan apa yang harus dilakukan, harus menambah frekuensi atau malah mengurangi.

3. Atur frekuensi promosi

Konsumen mungkin saja menyukai produk atau jasa layanan perusahaan anda, terlihat dari banyaknya 'like this' di postingan Facebook anda atau jumlah pengikut di Twitter. Tetapi bukan berarti mereka ingin dibanjiri dengan postingan promosi anda setiap saat.

Amati setiap perilaku pengikut anda di dunia maya. Jika komentar di postingan Facebook atau retweet sudah mulai lesu, ini bisa berarti anda terlalu banyak berpromosi atau mungkin jenis promosi yang adan lakukan sudah mulai membosankan.

4. Jangan abaikan proses bisnis anda

Media jejaring sosial betujuan untuk meningkatkan penjualan, promosi dan hubungan masyarakat (public relation/PR), jangan sampai anda terlalu berkonsentrasi di tempat ini dan malah mengabaikan seluruh proses bisnis secara keseluruhan.

Sambil anda memonitor tren, melihat imbal balik konsumen dan mengatur frekuensi promosi, jangan sampai lupa untuk memperhatikan kelangsungan bisnis anda, pastikan tidak ada proses yang terabaikan karena terlalu banyak berselancar di dunia maya.

Kesimpulan:

Strategi promosi lewat media sosial yang efektif lebih kepada kualitas dan konsistensi ketimbang kuantitas. Promosi seperti ini juga butuh masukan dan hubungan dengan konsumen, yang sebenarnya butuh waktu cukup lama untuk membentuk konsumen yang loyal.

Anda juga harus bisa membagi waktu antara berpromosi di dunia maya dan mengurus seluruh proses bisnis anda secara utuh, ini hal yang tidak mudah. Namun demikian, dengan rencana yang matang sistem yang teratur, semua ini bisa dilakukan.


Sumber

Ingin Memulai Usaha Sendiri? Perhatikan 5 Hal Berikut

Jakarta - Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Selain itu, dengan memulai usaha kecil-kecilan seperti ini, anda juga turut membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Membuka usaha sendiri memerlukan strategi yang tepat supaya bisa sukses dan berkembang menjadi sebuah korporasi besar. Beberapa hal yang penting anda perhatikan adalah konsumen, arus kas, pinjaman, kredibilitas, dan modal. 

Lima hal ini merupakan hal-hal yang menentukan sukses tidaknya usaha anda. Berikut rincian dari hal-hal yang harus Anda perhatikan saat memulai usaha Anda, seperti dikutip dariinvestopedia, Selasa (12/12/2011). 

1. Konsumen

Konsumen adalah hal utama yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha karena mereka adalah urat nadi dalam semua bisnis. Konsumen juga lah yang memberi anda omzet supaya perusahaan anda terus bergerak. Pepatah lama mengatakan, "bisnis tidak akan jalan tanpa ada sesuatu yang terjual" itu sangat benar adanya bagi pelaku usaha.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam mempertahankan dan menggaet konsumen baru. Salah satunya adalah seperti di bawah ini.
-Iklan
Dalam memulai usaha, anda harus mulai menyebarkan luaskan bisnis tersebut supaya banyak orang tahu. Caranya dengan memasang iklan. Tempat dan medianya bisa apa saja, seperti koran lokal, iklan radio, brosur yang dikirim dari rumah ke rumah, laman situs pribadi, iklan baris dan lain sebagainya.

- Promosi
Banyak para pelaku usaha yang memberikan promosi di awal-awal membangun bisnisnya. Biasanya, promosi dilakukan memakai kupon potongan harga atau hadiah langsung jika mencapai pembelian di harga tertentu. Efektivitas program seperti ini tergantung kepada target konsumen dan hadiah yang diberikan.

- Brosur dari rumah ke rumah
Menyebarkan brosur dengan cara dari rumah ke rumah bisa efektif nan efisien. Cara ini paling banyak dilakukan di awal-awal anda membangun bisnis dengan target konsumen masyarakat sekitar.

- Diskon
Cara yang paling klasik dalam menggaet dan mempertahankan konsumen. Supaya anda tidak terlalu rugi dalam memberikan potongan harga, usahakan ada syarat khusus terlebih dahulu. Salah satu yang efektif adalah dengan syarat jika si konsumen berhasil membawa calon pembeli maka akan diberi diskon. Dengan demikian, lambat laun jumlah konsumen anda akan selalu bertambah.

- Patenkan Merek
Dengan mematenkan merek, maka keberadaan dan reputasi produk anda akan lebih meningkat di mata konsumen. Hal ini banyak digunakan oleh perusahaan besar tetapi juga bisa efektif untuk usaha kecil jika mampu. Sayangnya, hal ini cenderung menjadi proses yang berkelanjutan dan biayanya cukup mahal.

- Bagian Pelayanan Konsumen
Dengan menyediakan bagian pelayanan konsumen sangatlah penting bagi semua pelaku usaha. Jika tidak cukup sumber daya, si pemilik bisnis bisa sekaligus merangkap posisi ini. Yang penting, keluhan dan kepuasan konsumen bisa terdeteksi dengan baik. Tapi hati-hati, cara costumer service berkomunikasi dengan konsumen bisa mengangkat atau menghancurkan citra perusahaan.

- Jaringan
Mengembangkan jaringan bisa berujung pada bertambahnya konsumen. Caranya, anda bisa mengikuti pameran atau bergabung dalam sebuah asosiasi. Dalam sebuah asosiasi anda bisa berbagi pengalaman dan mencari ide-ide baru.

2. Arus Kas

Arus kas yang lancar dan sehat kadang lebih penting ketimbang ozmet dalam usaha yang baru berdiri. Anda harus bisa mengatur keseimbangan antara arus dana keluar dan masuk. Arus kas yang tidak seimbang bisa memberikan kejutan yang kurang enak di bisnis anda ke depan.

Salah satunya adalah kekurangan biaya untuk bayar karyawan, telat bayar kredit ke bank sampai kurang dana untuk bayar pajak. Kejutan-kejutan seperti ini yang biasanya menghancurkan bisnis anda secara perlahan-lahan.

Ad baiknya anda rencakan pengeluaran dan pemasukan dalam satu atau dua bulan ke depan, sehingga jika ada kejutan di tengah jalan anda masih punya waktu untuk bertindak sehingga pada akhirnya arus kas anda masih tetap positif.

Dalam membuat prediksi arus kas, anda harus terlebih dahulu memperkirakan omzet yang akan masuk, lalu bandingkan dengan ongkos operasional perusahaan anda. Atur sedemikian rupa sehingga proyeksi arus kasnya tetap positif.

3. Kredit
Sebuah pinjaman dari bank ataupun tempat lain merupakan salah satu instrumen yang bisa dimanfaatkan anda untuk beberapa alasan, seperti di bawah ini:

  • Mencicil berbagai keperluan operasional anda tanpa menggunakan uang sendiri, sehingga arus kas anda bisa diputar untuk digunakan di pos lain.
  • Bisa mendapatkan diskon dengan membeli barang dalam jumlah banyak. Contohnya, jika salah satu vendor memberi anda jangka waktu pelunasan dalam 30 hari, tapi jika langsung dibayar kas anda bisa dapat diskon 2%. Maka segeralah ke bank dan ajukan pinjaman.
  • Lebih mudah mengatur arus kas. Memiliki akses ke sebuah pinjaman saat dibutuhkan sangatlah membantu terutama dalam menutup kebutuhan antara arus kas keluar dan masuk.

4. Kredibilitas
Salah satu kelemahan yang biasa melanda perusahaan kecil baru berkembang adalah kurangnya kredibilitas. Sehingga, saat berniat bergerak maju ke cakupan yang lebih luas biasanya kalah duluan oleh kompetitor yang lebih besar.

Para pelanggan setianya mungkin saja tahu mengenai perusahaan ini dengan baik, mulai dari jumlah dan kompetensi karyawan, kelangsungan bisnisnya hingga kurang mantapnya posisi merek secara nasional.

Presentasi secara profesional, testimoni dari konsumen, sertifikasi pemerintah dan referensi dan promosi dari mulut ke mulut oleh konsumen bisa membantu anda mengangkat kredibilitas perusahaan. Kredibilas juga bisa dibentuk dengan cara si pemilik perusahaan terjun langsung ke lapangan dan melayani konsumen

5. Modal
Modal yang cukup tinggi akan sangat membantu perusahaan saat anda ingin berekspansi, seperti menyewa gedung, beli peralatan atau kendaraan operasional atau bahkan mengakuisisi perusahaan kecil lainnya. Dengan adanya hubungan baik dengan bank, ditambah dengan rekam jejak kredit yang cukup baik bisa menjadi sumber modal yang mudah dicairkan.

Kesimpulan:

Merancang dan membangun bisnis sendiri sangatlah penting dalam memajukan ekonomi nasional. Perusahaan yang anda bangun bisa membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Meski peranannya sangat penting, bukan berarti menjalankan perusahaan sendiri itu mudah. Tapi, dengan beberapa tips di atas anda diharapkan bisa bertahan dan tumbuh dengan baik.


Sumber

6 Alasan Mengapa Bisnis Baru Lebih Sering Gagal

Jakarta - Sebuah bisnis yang baru saja didirikan biasanya sangat rentan gagal, terutama di satu sampai tiga tahun pertama. Bahkan, menurut Small Business Association (SBA) sebanyak 30% dari bisnis baru gagal mencapai tahun keduanya.

Sementara 50% gagal mencapai tahun kelima, dan 66% tidak berhasil beroperasi sampai tahun kesepuluh. Hasil studi mereka juga menunjukkan hanya 25% bisnis yang berhasil bertahan sampai lebih dari lima belas tahun.

Walaupun demikian, tidak seharusnya sebuah bisnis gagal begitu saja. Dengan rencana, pendanaan dan fleksibilitas yang tepat, sebuah bisnis punya kesempatan sukses yang lebih besar. Untuk itu sebaiknya Anda tahu enam kesalahan yang bisa menghancurkan sebuah bisnis, seperti dikutip dari Financial Edge, Senin (9/1/2012):

1. Tidak melakukan riset pasar

Misalnya Anda berniat membuka sebuah perusahaan es krim, semua modal sudah disiapkan dan niatan Anda sudah bulat. Tapi Anda tidak bisa melihat kenyataan bahwa sekarang ini musim hujan, saat orang membutuhkan makanan yang hangat dan bukan sebaliknya. Selain itu, dengan banyaknya merek-merek es krim di luar sana, kompetisi anda menjadi semakin berat.

Kesalahan-kesalahan seperti inilah yang membuat anda kalah sebelum bertanding. Anda harus bisa mencari apa yang dibutuhkan oleh pasar, bukan memaksa produk anda masuk ke pasar. Akan lebih mudah menyediakan sesuatu yang dibutuhkan daripada harus membuat sesuatu yang baru dan memaksa orang mengeluarkan uang untuk itu.

2. Rencana bisnis yang kurang matang

Sebuah rencana yang solid dan realistis sangatlah mutlak dibutuhkan sebuah bisnis. Dalam rencana itu, anda harus memuat target yang masuk akal, bagaimana mencapai target tersebut, prediksi masalah yang akan menghadang, serta bagaiman menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam mencapai target tersebut, anda harus banyak melakukan riset dan survey. Rencana tersebut juga harus memuat biaya yang diperlukan untuk bisnis serta strategi dan jadwal operasional. Anda harus jalankan seluruh rencana dengan baik.

Jika anda mencoba melenceng dari rencana awal, misalnya menambah pengeluaran atau mengganti strategi, anda bisa berujung pada kegagalan. Kecualai jika anda menemukan masalah yang diprediksi bisa membunuh bisnis anda, jika tidak, tetaplah pada rencana semula.

Anda juga harus bisa cepat mengubah keputusan, jika ada masalah segera cari solusinya, jika pengeluaran membengkan segera berhemat. Semakin banyak masalah akan semakkin tinggi potensi gagalnya bisnis anda.

3. Tidak punya akses tambahan modal

Jika anda baru saja membuka usaha dan ternyata tidak berjalan dengan baik, apalagi modal seret dan bisnisnya sudah diambang kematian, anda berada dalam posisi yang tidak bagus untuk mencari pinjaman.

Untuk mencegah hal itu terjadi, dari awal anda harus realistis, gunakan modal yang ada untuk bisa mencapai target yang sudah ditentukan sehingga membuat arus kas anda terus mengalir. Terlalu banyak memikirkan pinjaman untuk modal dalam membuka bisnis bukanlah awal yang baik.

4. Lokasi yang buruk, tidak eksis di internet dan kurang penjualan promosi

Lokasi yang buruk sudah barang tentu menjadi faktor negatif bagi bisnis, terutama yang mengandalkan pelanggan para pejalan kaki. Tapi, saat ini ada yang lebih penting, yaitu eksistensi di dunia maya. Eksistensi bisnis anda di internet dan jejaring sosial sama pentingnya dengan lokasi asli di dunia nyata.

Dengan begitu, pelanggan akan mengetahui bisnis anda dengan cepat sehingga lebih mudah mendapatkan pelanggan yang benar-benar butuh akan bisnis anda. Langkah selanjutnya adalah mulai melayani mereka.

Eksistensi ini mirip dengan promosi penjualan. Tak hanya harus anda pastikan promosi ini sampai ke pelanggan, tapi juga harus pelanggan yang tepat. Pastikan promosi penjualan anda lakukan kepada orang yang berminat pada bisnis anda.

Buatlah orang lain tak hanya menyukai bisnis anda, tetapi membutuhkan dan menginginkan bisnis anda tersebut. Dengan demikian, anda akan membentuk barisan pelanggan yang loyal.

5. Terlena dengan kesuksesan

Setelah anda merumuskan rencana, menjalankan bisnis dan mendapatkan basis pelanggan, jangan terlalu puas dengan hasilnya. Bisa jadi ini belum waktunya untuk merasa puas. Terus pantau situasi pasar dan cari tahu apakah anda harus mengubah rencana bisnis anda. Berada di posisi paling dibutuhkan membuat anda punya banyak waktu untuk mempertahankan strategi sehingga bisa tetap sukses. Jangan sampai merasa puas jika anda belum bisa mengubah dunia, seperti layaknya industri musik atau film Holywood.

6. Terlalu cepat berekspansi

Jika bisnis anda sudah mulai berjalan dengan baik dan menuju ke arah sukses, saatnya berekspansi. Tapi, cara anda memperluas bisnis harus sama seperti membangun bisnis tersebut dari awal. Jangan gegabah dan terlalu percaya diri dalam membuka cabang untuk bisnis anda.

Pastikan anda menemukan pasar dan daerah yang tepat untuk berekspansi. Jika anda berencana mendiversifikasi produk, jangan sampai melenceng dari lini bisnis awal, atau anda akan terjebak dalam membentuk sebuah bisnis baru seperti mulai dari awal lagi.

Jika sebuah bisnis berkembang terlalu cepat dan tidak mengikuti beberapa poin di atas, seperti riset pasar, strategi dan rencana bisnis yang baik, maka bisnis tersebut bisa cepat tenggelam.

Kesimpulan:

Meskipun rata-rata bisnis baru, biasanya usaha kecil dan menengah, jarang bertahan lama bukan berarti bisnis anda akan gagal begitu saja. Melalui perencanaan dan fleksibilitas, anda bisa menghindari kesalahan-kesalahan di atas dan menjadi bagian dari 25% yang berhasil bertahan lebih dair 15 tahun berbisnis.


Sumber

Perhatikan 8 Hal Ini Sebelum Stop Bekerja dan Mulai Usaha Sendiri

Jakarta - Anda memimpikan untuk bekerja di rumah, tanpa mengganti baju tidur sambil minum kopi di meja kerja sebelah kasur atau apapun alasannya? Anda tidak sendiri, banyak orang mendambakan bekerja tanpa harus keluar dari rumah tetapi tetap menghasilkan uang.

Sepertinya memang menyenangkan, tapi butuh kerja keras dan dedikasi tinggi. Jika anda serius untuk menjadi bos bagi diri sendiri dan bisa menentukan tempat bekerja yang sesuai keinginan anda, berikut ini ada beberapa tips dikutip dari Financial Edge, Kamis (11/1/2012).

1. Analisa Situasi Keuangan Anda

Langkah terpenting dalam memulai usaha sendiri adalah mengetahui pemasukan dan pengeluaran anda setiap bulan. Termasuk untuk apa dan bagaimana pengeluaran dan pendapatan tersebut didapat. Perusahaan anda layak mendapatkan semua itu sejak awal dibangun.

Hitunglah seluruh keuangan anda dengan baik, tak hanya keuangan pribadi tapi juga perkiraan biaya yang diperlukan untuk membuka usaha sendiri tersebut. Berapa banyak uang yang diperlukan untuk memulai? Berapa biaya operasinya setelah satu minggu berjalan? Dengan angka-angka ini di tangan, kemampuan finansial anda akan terlihat dengan jelas.

2. Perhatikan Stabilitas dan Disiplin Diri Sendiri

Uang bukan hanya faktor utama dalam menjalankan bisnis sendiri. Anda juga harus tahu bagaimana bertindak dan disiplin menjadi seorang bos bagi diri sendiri. Lihat beberapa poin di bawah ini:

  • Tingkat emosi: Apakah anda mudah marah atau panik? Apa anda sulit berpikir saat ada masalah? Bagaimana sikap anda menghadapi tekanan kerja?
  • Faktor pendukung: Apakah anda mendapat dukungan dari keluarga dan teman dekat? Apakah anda punya seseorang yang mahir dalam bisnis, seseorang yang bisa dimintai bantuan dalam mengambil keputusan dan meminta masukan?
  • Keahlian manajemen: Apakah anda terlalu bekerja keras? Anda terbiasa kerja dengan tenggat waktu? Bisa memimpin organisasi?

Menjadi bos bagi diri sendiri berarti anda harus benar-benar menghargai waktu, uang dan proyek.

3. Rancang Rencana Kerja

Jika anda menjadi bos, berarti anda akan punya karyawan, jadi bagaimana rencana kerjanya nanti? Jangan tentukan rencana kerja setengah hati karena ini merupakan bisnis yang akan menjadi penopang hidup anda.

Misalkan anda berniat menjadi konsultan bisnis, jangan hanya berhenti sampai di situ. Tentukan juga konsultan bisnis di sektor industri apa anda akan bergerak. Sekalian tentukan juga siapa klien-klien potensial anda.

4. Mulailah Bekerja Paruh Waktu

Biasanya butuh beberapa bulan untuk benar-benar mulai menjalankan bisnis sendiri secara penuh. Untuk memulainya, anda bisa lakukan dengan cara paruh waktu. Sebagian besar waktu anda lakukan dengan bekerja di kantor yang sekarang anda punya. Akhir pekan tiba, jalankan bisnis pribadi anda tersebut.

Mengapa harus perlahan-lahan? Kenapa tidak langsung fokus sekaligus? Alasannya, mencari klien tidak semudah yang anda bayangkan, perlu banyak waktu dan tenaga. Bahkan, waktu kerja anda tidak akan terlalu padat saat awal memulai bisnis, jadi untuk apa menghabiskan banyak waktu kalau anda punya pekerjaan yang lebih penting.

Tunggu sampai benar-benar klien dan keuangan anda siap dikerjakan secara total. Sementara ini lakukan dua pekerjaan sekaligus dulu. Memang anda akan lebih sibuk, tapi ini akan membantu anda dalam mengatur manajemen waktu.

5. Jalankan Masa Transisi

Ketika jumlah klien sudah mulai banyak, keinginan untuk bekerja di rumah akan semakin besar. Pada titik ini, anda memasuki masa transisi yang sangat penting.

Jika memungkinkan, mintalah pada bos anda saat ini untuk mengurangi jam kerja anda, sehingga bisa lebih fokus ke bisnis pribadi. Jika tidak memungkinkan, maka anda harus bekerja lebih keras. Dari sisi keuangan, semakin anda berhemat maka semakin baik untuk bisnis.

6. Siapkan 'Kantor'

Segera setelah semua elemen siap, anda sudah menjadi sebuah entitas bisnis yang legal. Urus semua urusan administrasi untuk keperluan pembentukan perusahaan supaya tidak ada aspek hukum yang bisa mengganjal anda di kemudian hari. Mintalah bantuan profesional untuk mengurus semua ini.

Anda harus segera mengakhiri masa transisi ini dengan menentukan pilihan, apakah anda sudah siap mengerjakan bisnis pribadi atau masih ingin jadi karyawan? Semakin cepat masa transisi ini terselesaikan maka semakin cepat pula bisnis anda dimulai.

7. Jangan Putus Hubungan

Ketika sudah saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada perusahaan tempat anda bekerja selama ini, lakukan secara profesional. Beberapa rekan kerja anda di tempat yang lama kemungkinan bisa membantu bisnis anda ke depan. Jangan sampai putus hubungan hanya karena anda keluar dari pekerjaan saat ini.

8. Pastikan Pekerjaan Terus Mengalir

Kunci kesuksesan sebuah bisnis adalah memastikan pekerjaan terus mengalir. Atur semua jadwal pekerjaan yang paling baru paling utama, sehingga tidak ada pekerjaan yang tertinggal. Kini, semua tergantung anda sendiri, mulai dari mencari klien sampai mendapat pemasukan setiap akhir bulan.


Sumber

Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below

Powered By Blogger Widgets