Memelihara kelinci tak sebatas hobi. Bagi yang kreatif bisa jadi bisnis yang menggiurkan. Namanya kelinci hias, semakin menarik dan indah bulu kelinci, kian tinggi harganya. Bahkan, seekornya bisa mencapai Rp 3 juta bahkan lebih.
Adalah Edi, 25, warga Baso, Agam, Sumatra Barat, semula hanya hobi memelihara kelinci. Seiring perjalanan waktu, hobi ini berubah menjadi usaha yang menjanjikan. Meski tidak dipasarkan secara terbuka ke pasar, namun transaksi jual belinya mencapai puluhan juta rupiah.
Sedikitnya 300 ekor kelinci dibudidayakannya. Di antaranya kelinci hias jenis fuzy lop, rex carpet, flams, anggora, serta sejumlah kelinci impor lainnya.
Jenis kelinci rex misalnya. Kelinci yang konon berasal dari Inggris itu warna bulunya lebih mirip macan tutul, karena sejumlah tutul-tutul menghias bulunya. Tidak hanya terlihat lembut, bulu kelinci jenis ini jika diraba serasa meraba permadani berlapis sutra.
Lain lagi dengan pesona kelinci lop dan anggora. Bulunya yang panjang hampir menutup semua mata dan hidungnya itu, juga terlihat sangat lucu sekali.
“Jangankan anak-anak, orang dewasa bahkan orangtua sekalipun pasti tertarik melihat keindahan yang dimiliki hewan peliharaan asal luar negeri itu. Belum banyaknya usaha budidaya kelinci hias itu membuka peluang yang cukup bagus bagi para pemeliharnya,” tuturnya seperti dilansir Padang Ekspres.
Untuk merawat dan membudidayakan kelinci hias ini tidaklah terlalu rumit. Hanya saja dibutuhkan ketelatenan yang tinggi, karena perawatannya berbeda dengan kelinci lokal atau kelinci pedaging. “Kunci sukses beternak kelinci hanyalah ketelatenan saja,” kata Edi.
Untuk bisa menghasilkan kelinci hias dengan kualitas baik, setiap hari kandang-kandang kelinci hias harus dibersihkan dari kotoran. Selain itu, juga diberi vitamin lewat suntikan untuk mencegah berbagai penyakit.
Makanan kelinci hias tak berbeda dengan kelinci pada umumnya, yaitu rumput, dedaunan dan umbi-umbian. Sedangkan untuk makanan tambahan cukup diberikan kosentrat.
Penangkarannya pun sederhana. Indukan betina yang sudah siap kawin, dijadikan satu kandang dengan indukan jantan. Usai dilakukan perkawinan, setiap kandang diberi tanda dan indukan jantan dipisah ke kandang lain. “Sebulan setelah melakukan perkawinan, induk betina akan melahirkan anaknya,” tutur Edi.
Penjualan kelinci hias, sebut Edi, berdasar hobi dan kesukaan pembeli. Harganya pun tidak berpatokan pada besarnya ukuran badan, atau umur kelinci tapi ditentukan oleh keindahannya.
“Jika bobotnya besar, atau umurnya panjang namun warnanya tidak menarik, harganya akan murah. Saya tidak melakukan pemasaran kelinci dengan cara mengobralnya ke pasar, namun hanya menunggu saja di kandang yang telah disediakannya di belakang rumah,” tuturnya.
Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/14012-raup-laba-dari-hobi-memelihara-kelinci-hias.html
0 komentar:
Posting Komentar