Tantangan dan kegagalan mungkin adalah makanan sehari-hari bagi para atasan. Dipromosikan menjadi atasan butuh trik tertentu. Ini adalah 10 rahasia para atasan dalam kemajuan jenjang karier mereka. Yuk intip satu per satu, siapa tahu bikin Anda cepat menjadi bos.
1. Bermain aman bisa menjadi bumerang.
Sebagian orang mungkin akan berfikir berkali-kali untuk mengambil risiko dalam menjawab tantangan. Yang penting pekerjaan kita selesai dengan baik. Padahal rasa aman seperti ini bisa menjebak dan menghambat kemajuan kita sendiri. Kita memilih bermain aman dengan apa yang hanya kita kuasai dan tidak ingin repot beranggung jawab. Sehingga mungkin saja posisi menjadi atasan atau prestasi kerja kita 'tersalip’ oleh sang junior. Tinggal kita yang gigit jari.
2. Kegagalan adalah keberhasilan
Terkadang konsekuensi dari kegagalan atau tantangan tidak se-menakutkan apa yang dipikirkan. Tergantung dari sudut pandang kita melihatnya. Bagi sebagian orang kegagalan adalah keberhasilan. Maksudnya, paling tidak kita berhasil menantang diri untuk mengambil risiko dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan. Lebih baik gagal daripada tidak mencoba dan tidak melakukan apa-apa, kan? Poin yang paling penting bukan seberapa banyak kita gagal, tapi bagaimana kita bisa bangun dari kegagalan dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
3. Satu Langkah ke Depan
Ditunjuk atau dipromosikan menjadi seorang atasan bukan ditentukan dengan cara undian. Bila Anda ingin jenjang karier Anda terus menanjak, begitu pula usaha Anda untuk mencapai target. Jika semua orang berusaha 100 pesen, Anda harus berusaha 200 persen. Persiapkan rencana cadangan terhadap proyek yang Anda lakukan. Berfikir satu langkah ke depan dalam mengerjakan rencana Anda. Ini untuk mengantisipasi kegagalan. Jadi, bila Anda ternyata menemui kegagalan, Anda tidak tertinggal terlalu jauh dalam mengejar target Anda.
4. Self control
Terkadang di dalam lingkungan kantor ada beberapa hal yang tidak bisa Anda kendalikan. Misalkan Anda berada satu kelompok dengan seseorang yang malas, egois, bossy, tapi kelompok Anda harus tetap perform. Atau bos Anda adalah seseorang yang tidak bisa diajak berdiskusi. Hal-hal seperti ini bisa membuat Anda pusing tujuh keliling, emosi, dan sulit untuk bekerja maksimal. Cara mengantisipasinya adalah bersikap tenang, berfikir terbuka, dan coba untuk fleksibel. Sebelum keadaan yang mengendalikan Anda, lebih baik kendalikan diri Anda sendiri dan bekerjasama dengan keadaan.
5. Banyak bertanya
Mungkin kita sering takut untuk bertanya karena takut dianggap bodoh. Dengan bertanya tentang sesuatu, kita telah mengambil langkah untuk memahami sesuatu. Namun jika kita tidak bertanya, kita menyimpan ketidaktahuan tersebut. Sehingga pengetahuan kita menjadi terbatas dan tidak bisa belajar. Padahal proses belajar sangat penting dalam mengembangkan kemampuan.
6. Pastikan benar
Jika Anda sudah selesai dalam mengerjakan suatu laporan, jangan buru-buru menyerahkan ke atasan agar cepat bebas dari tanggung jawab. Periksa sekali lagi seluruh pekerjaan Anda jangan sampai ada yang tertinggal atau salah. Ketika seseorang diangkat jengjang kariernya, ketelitian dan keakuratan dalam bekerja sangat diperhitungkan. Jadi, jika pekerjaan Anda banyak revisinya, hati-hati. Mungkin atasan Anda jadi berfikir dua kali untuk mempromosikan Anda.
7. Mendapatkan perhatian si bos
Pastinya bukan dengan cara datang terlambat setiap hari atau membawakan sarapan untuk si bos setiap hari. Tapi dapatkan perhatiannya dengan prestasi yang Anda hasilkan. Sesekali juga boleh berdebat dengannya dengan cara yang cerdas disertai alasan yang meyakinkan, bukannya selalu setuju dengan apa yang bos katakan. Dengan begitu ia akan ingat kepada Anda dan melihat potensi yang Anda miliki. Jika ia terkesan, bisa jadi Anda yang pertama kali terlintas ketika si bos ingin merekomendasikan seseorang untuk diangkat.
8. No surprises
Jangan pernah beri kejutan untuk bos Anda. Maksudnya, jika Anda punya berita buruk tentang perusahaan, katakan dengan tenang. Begitu pula jika Anda mengabarkan prestasi yang baik. Jangan sampai atasan Anda mengetahuinya secara tiba-tiba, dan dari orang lain pula. Hindari membuat ‘gerakan’ atau keputusan yang mengejutkan. Karena si bos biasanya sudah mengatur rencana perusahaan jauh ke depan. Anda tidak mau kan menjadi orang yang disalahkan karena merusak rencana si bos?
9. Break the Rule
Sesekali tidak salah mendobrak aturan yang ada. Asalkan itu bisa meningkatkan skill dan kemampuan kita. Misalnya, jika kita diam-diam memiliki side job yang berbeda dengan pekerjaan kita di kantor. Misalnya Anda bekerja sebagai marketing officer, Anda bisa sambil bekerja sebagai penerjemah novel. Pendapatan bertambah, skill bahasa Anda meningkat, baca novel gratis pula, hehe. Jadi, jika Anda memiliki ide yang sedikit gila dan berada di luar aturan yang ada, jangan takut untuk mencoba mewujudkannya.
10. Penampilan
Cara kita berpenampilan diperhitungkan dan membuat orang lain menilai kita dengan cara yang berbeda. Kita bisa dihargai orang lain karena prestasi kerja, namun kita juga bisa tidak dihargai karena penampilan kita. Penampilan memang bukan segalanya, tapi kita akan dianggap menghargai orang lain apabila bisa menyesuaikan diri dengan situasi, apa yang kita kenakan, dan pembawaan diri kita.
Sumber : http://female.kompas.com/
1. Bermain aman bisa menjadi bumerang.
Sebagian orang mungkin akan berfikir berkali-kali untuk mengambil risiko dalam menjawab tantangan. Yang penting pekerjaan kita selesai dengan baik. Padahal rasa aman seperti ini bisa menjebak dan menghambat kemajuan kita sendiri. Kita memilih bermain aman dengan apa yang hanya kita kuasai dan tidak ingin repot beranggung jawab. Sehingga mungkin saja posisi menjadi atasan atau prestasi kerja kita 'tersalip’ oleh sang junior. Tinggal kita yang gigit jari.
2. Kegagalan adalah keberhasilan
Terkadang konsekuensi dari kegagalan atau tantangan tidak se-menakutkan apa yang dipikirkan. Tergantung dari sudut pandang kita melihatnya. Bagi sebagian orang kegagalan adalah keberhasilan. Maksudnya, paling tidak kita berhasil menantang diri untuk mengambil risiko dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan. Lebih baik gagal daripada tidak mencoba dan tidak melakukan apa-apa, kan? Poin yang paling penting bukan seberapa banyak kita gagal, tapi bagaimana kita bisa bangun dari kegagalan dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
3. Satu Langkah ke Depan
Ditunjuk atau dipromosikan menjadi seorang atasan bukan ditentukan dengan cara undian. Bila Anda ingin jenjang karier Anda terus menanjak, begitu pula usaha Anda untuk mencapai target. Jika semua orang berusaha 100 pesen, Anda harus berusaha 200 persen. Persiapkan rencana cadangan terhadap proyek yang Anda lakukan. Berfikir satu langkah ke depan dalam mengerjakan rencana Anda. Ini untuk mengantisipasi kegagalan. Jadi, bila Anda ternyata menemui kegagalan, Anda tidak tertinggal terlalu jauh dalam mengejar target Anda.
4. Self control
Terkadang di dalam lingkungan kantor ada beberapa hal yang tidak bisa Anda kendalikan. Misalkan Anda berada satu kelompok dengan seseorang yang malas, egois, bossy, tapi kelompok Anda harus tetap perform. Atau bos Anda adalah seseorang yang tidak bisa diajak berdiskusi. Hal-hal seperti ini bisa membuat Anda pusing tujuh keliling, emosi, dan sulit untuk bekerja maksimal. Cara mengantisipasinya adalah bersikap tenang, berfikir terbuka, dan coba untuk fleksibel. Sebelum keadaan yang mengendalikan Anda, lebih baik kendalikan diri Anda sendiri dan bekerjasama dengan keadaan.
5. Banyak bertanya
Mungkin kita sering takut untuk bertanya karena takut dianggap bodoh. Dengan bertanya tentang sesuatu, kita telah mengambil langkah untuk memahami sesuatu. Namun jika kita tidak bertanya, kita menyimpan ketidaktahuan tersebut. Sehingga pengetahuan kita menjadi terbatas dan tidak bisa belajar. Padahal proses belajar sangat penting dalam mengembangkan kemampuan.
6. Pastikan benar
Jika Anda sudah selesai dalam mengerjakan suatu laporan, jangan buru-buru menyerahkan ke atasan agar cepat bebas dari tanggung jawab. Periksa sekali lagi seluruh pekerjaan Anda jangan sampai ada yang tertinggal atau salah. Ketika seseorang diangkat jengjang kariernya, ketelitian dan keakuratan dalam bekerja sangat diperhitungkan. Jadi, jika pekerjaan Anda banyak revisinya, hati-hati. Mungkin atasan Anda jadi berfikir dua kali untuk mempromosikan Anda.
7. Mendapatkan perhatian si bos
Pastinya bukan dengan cara datang terlambat setiap hari atau membawakan sarapan untuk si bos setiap hari. Tapi dapatkan perhatiannya dengan prestasi yang Anda hasilkan. Sesekali juga boleh berdebat dengannya dengan cara yang cerdas disertai alasan yang meyakinkan, bukannya selalu setuju dengan apa yang bos katakan. Dengan begitu ia akan ingat kepada Anda dan melihat potensi yang Anda miliki. Jika ia terkesan, bisa jadi Anda yang pertama kali terlintas ketika si bos ingin merekomendasikan seseorang untuk diangkat.
8. No surprises
Jangan pernah beri kejutan untuk bos Anda. Maksudnya, jika Anda punya berita buruk tentang perusahaan, katakan dengan tenang. Begitu pula jika Anda mengabarkan prestasi yang baik. Jangan sampai atasan Anda mengetahuinya secara tiba-tiba, dan dari orang lain pula. Hindari membuat ‘gerakan’ atau keputusan yang mengejutkan. Karena si bos biasanya sudah mengatur rencana perusahaan jauh ke depan. Anda tidak mau kan menjadi orang yang disalahkan karena merusak rencana si bos?
9. Break the Rule
Sesekali tidak salah mendobrak aturan yang ada. Asalkan itu bisa meningkatkan skill dan kemampuan kita. Misalnya, jika kita diam-diam memiliki side job yang berbeda dengan pekerjaan kita di kantor. Misalnya Anda bekerja sebagai marketing officer, Anda bisa sambil bekerja sebagai penerjemah novel. Pendapatan bertambah, skill bahasa Anda meningkat, baca novel gratis pula, hehe. Jadi, jika Anda memiliki ide yang sedikit gila dan berada di luar aturan yang ada, jangan takut untuk mencoba mewujudkannya.
10. Penampilan
Cara kita berpenampilan diperhitungkan dan membuat orang lain menilai kita dengan cara yang berbeda. Kita bisa dihargai orang lain karena prestasi kerja, namun kita juga bisa tidak dihargai karena penampilan kita. Penampilan memang bukan segalanya, tapi kita akan dianggap menghargai orang lain apabila bisa menyesuaikan diri dengan situasi, apa yang kita kenakan, dan pembawaan diri kita.
Sumber : http://female.kompas.com/
0 komentar:
Posting Komentar