14 Des 2012

Kisah tentang Tukang Kecap dan Penaklukan Dapur Amerika

Aha, akhirnya inilah dia buku keempat yang dirilis oleh Malcolm Gladwell setelah sukses dengan tiga karya best seller sebelumnya; Tipping Point, Blink, dan Outliers. Buku keempat yang terbit pertama kali di tahun 2009 ini sebenarnya hanyalah kumpulan artikel sang penulis selama bekerja sebagai penulis di Majalah New Yorker. Artikel tertua yang dimasukkan ke dalam kompilasi ini adalah "Meledak: Cara Nassim Taleb Mengubah Bencana Tak Terelakkan Menjadi Strategi Investasi" yang diambil dari edisi 22 Januari 1996. Sementara yang terbaru berjudul "Paling Mungkin Berhasil: Bagaimana cara mencari pegawai baru kalau tidak tahu siapa yang cocok untuk pekerjaannya?" dicatut dari edisi 15 Desember 2008.

Siapa sangka kalau menjual oven seperti ini bisa menghasilkan miliaran dolar. Ron did it!
penemu oven

What The Dog Saw
Judul buku ini sendiri, "What the Dog Saw Dan Petualangan-Petualangan Lainnya" mungkin sekali diambil dari judul sebuah artikel yang juga dimasukkan ke dalam buku setebal 457 halaman ini; "Apa yang dilihat oleh Anjing: Cesar Millan dan Bahasa-Tubuh Pakar." Di antara ke-19 artikel yang disuguhkan oleh Gladwel dalam buku ini, terus terang tidak semuanya menarik. Setidaknya itulah pendapat saya. Bahkan ada diantaranya yang tampaknya selalu membuat saya ingin tidur ketika membacanya. Termasuk artikel yang judulnya menjadi inspirasi untuk buku ini sendiri.

Tapi, secara keseluruhan saya tetap senang karena beberapa artikel tampil dengan bentuknya yang mempesona khas seorang Gladwell; melompat-lompat dengan akhir yang mengejutkan. Diantaranya adalah "Tukang Jual Kecap: Ron Popeil dan Penaklukan Dapur Amerika", "Terlambat Panas: Mengapa Kita Mengaitkan Kegeniusan dengan Kecepatan Berkarya", dan "Paling Mungkin Berhasil: Bagaimana cara mencari pegawai baru kalau tidak tahu siapa yang cocok untuk pekerjaannya?"
Baiklah, mungkin sebaiknya saya mulai saja ceritanya. Dimulai dari "kesederhanaan" seorang tukang kecap bernama Ron Popeil.

Ngomong-ngomong soal tukang kecap
Baiklah, untuk para pembaca pengusaha muslim yang saya cintai, saya berusaha untuk membeberkan kisah yang mungkin bisa membuat Anda semua bersemangat dulu. Cerita ini adalah tentang Ron Popeil, seorang tukang kecap. Yups, tukang kecap. Awalnya, apa yang ada di pikiran saya mungkin sama dengan apa yang ada di pikiran Anda. Bahwa Ron adalah orang yang membuat atau menjual botol-botol berisi kecap - sebuah cairan kental berwarna hitam yang terbuat dari campuran kedelai dan gula merah yang biasanya berasa manis. Well, tahu tidak? Sebenarnya kita salah. Ron bukanlah manusia seperti itu karena "tukang kecap" yang dimaksud di dalam tulisan ini ternyata lebih mirip seperti penjual obat di Indonesia yang biasanya membuka lapaknya di pasar atau pusat keramaian untuk kemudian menjajakan obat racikannya sendiri serta langsung membuktikan kepada semua penonton di sekelilingnya bahwa obatnya itu memang ampuh dan bisa menyembuhkan penyakit. Kalau yang dijual tukang kecap ini adalah obat untuk menghilangkan jerawat maka sebaiknya Anda hati-hati karena si tukang kecap mungkin akan menarik tangan Anda untuk dijadikan sebagai kelinci percobaan. Duh, takut.

Tapi Ron bukanlah tukang kecap yang menjual obat. Ron adalah tukang kecap yang menjual perlengkapan dapur. Profesi yang entah bagaimana sudah menjadi sesuatu yang turun temurun hidup di dalam keluarganya. Kakek keponakan dan ayahnya semuanya adalah para tukang kecap. Bedanya adalah apa yang mereka jual, di mana mereka menjual, dan berapa banyak yang bisa mereka dapatkan. Plus satu lagi yang Anda harus tahu, selain jago "ngecap", mereka juga berstatus sebagai "inventor" karena umumnya mereka memproduksi sesuatu dari tangannya sendiri. Tentunya yang masih berkaitan dengan urusan dapur.
Keluarga penemu ... alat dapur
Kakek keponakan Ron yang bernama Nathan Morris awalnya hanya menjadi tukang kecap untuk peralatan dapur buatan perusahaan lain. Sampai akhirnya ia mendirikan perusahaan sendiri dengan dua produk kreasinya; alat pembuat roti lapis dan alat iris Morris Metric Slicer. Sementara keponakannya, Samuel Jacob Popeil - yang notabene adalah ayah kandung Ron - juga mewarisi bakat penemu keponakannya dengan membuat beberapa "mesin dapur" seperti Dial-O-Matic, Chop-O-Matic, dan Veg-O-Matic. Lalu bagaimana dengan Ron?

Ron Popeil tampaknya ditakdirkan untuk mencapai sukses duniawi yang melebihi leluhurnya. Ron adalah pemilik Ronco Inventions. Sebuah perusahaan pembuat alat-alat dapur dengan ratusan pegawai yang berhasil membukukan pemasukan sampai pada kisaran miliaran dollar. Wow. Harusnya Anda tahan dulu "wow" Anda karena apa yang mengejutkan bukanlah jumlah pendapatan Ronco Inventions, melainkan metode yang mereka gunakan supaya bisa mencapai titik sebesar itu.

Tidak seperti biasanya
Secara umum, banyak orang yang percaya bahwa untuk menggerakkan sebuah perusahaan agar bisa menjadi mesin uang bernilai miliaran dolar, maka perusahaan itu harus memiliki divisi-divisi atau tim-tim tertentu. Sebut saja misalnya peneliti pasar, tim litbang, divisi sales, tim marketing, penasihat bisnis, konsultan hukum, biro humas, biro iklan, dan lain-lain. Sekali lagi, kepercayaan di luar sana mengatakan bahwa tanpa unsur-unsur di atas, perusahaan Anda tidak akan pernah menjadi modern dan berhasil. Tapi tahukah Anda, ternyata Ron tidak terlalu memusingkan "unsur-unsur baku" di atas. Apa yang dilakukan oleh Ron sangat sederhana. Ron akan membuat alatnya sendiri lalu menjualnya. Juga "sendiri". Sederhana sekali bukan? Kalau ada ide bagus langsung eksekusi, terus jual sendiri. It's that simple.

Petualangan Ron menjadikan Ronco Inventions menjadi perusahaan dengan nilai miliaran dolar mulai terjadi saat Ron berusaha untuk menjual sendiri alat yang baru saja ia buat, Showtime Rostisserie, sebuah gadget dapur yang berfungsi untuk memanggang ayam dengan cara ditusuk kemudian diputar selagi dipanggang. Ron sadar bahwa kalau saja ia menjual Showtime Rostisserie ini dengan cara lama, yakni membuka lapak di pasar kemudian ngecap sampai lelah, hasilnya tidak akan bisa memenuhi ekspektasi seorang tukang kecap sekaliber Ron.

Karena Ron tahu bahwa tukang kecap yang handal dan sukses umumnya selalu mendemokan produknya dengan sedetil-detilnya langsung di hadapan calon pembelinya. Tapi untuk beberapa kasus, Ron menganggap bahwa cara seperti ini tidak akan bisa digunakan untuk alat-alat dapur yang untuk mendemokannya saja membutuhkan bahan-bahan yang sangat banyak dan mahal sehingga meskipun terjual banyak di lapak, Ron pastilah akan kehilangan banyak juga. Solusinya?

Ngecaplah di TV
Solusi terbaik masalah ini adalah dengan cara membuat tayangan khusus yang berisi adegan-adegan Ron Popeil memeragakan langsung cara menggunakan alat ciptaannya tersebut untuk kemudian menayangkannya via salah satu channel televisi. Ini adalah sesuatu yang masuk akal. Dengan bantuan TV, Ron tidak perlu mengubah caranya ngecap selama ini karena TV di sini hanyalah medium. Sesuatu berwujud kotak inilah yang akan membantunya menyebarkan aksinya sebagai tukang kecap ke seantero amerika. So, Ron tidak perlu mengulangi aksinya berkali-kali - yang akan menghabiskan banyak bahan tetapi menjangkau pelanggan dengan jumlah yang sangat terbatas. Cukup sekali beraksi, rekam, lalu tayangkan. Dan uangpun akan masuk ke kas perusahaan. Tapi tentu saja, di medium baru ini Ron tetap mempertahankan gaya khasnya sebagai tukang kecap, yakni mempresentasikan produknya sebaik mungkin hingga ke detil pemakaian dan kenapa sampai alatnya dibuat seperti itu!

Dan untungya, Ron betul-betul sukses. Pada satu jam acara penayangan perdana, Ron Popeil mampu memicu terjadinya transaksi pada kisaran 800 ribuan dolar. Itu baru pada periode sebelum mencapai satu jam pertama. Uniknya, Ron berhasil melakukan aksi sales yang sangat hebat ini meski acaranya ditayangkan pada pukul 12 Malam. This is just crazy! Jadi sangat masuk akal bila pada akhirnya Ron bersama Ronco Inventions bisa berjaya dengan miliaran dolar di tangan dalam tempo tiga tahunan saja. Subhanallah!

Kesimpulan
Bila Anda adalah pengusaha muslim yang punya modal kemampuan untuk menciptakan sesuatu sekaligus menjualnya, maka cobala meniru Ron Popeil. Tanpa tim litbang, tim pemasaran, tim sales, divisi humas, divisi bla-bla-bla .... pokoknya mulailah saja lalu jual langsung. Tapi dengan gaya Anda sendiri tentunya. Semoga berhasil dan bisa mengalahkan Ron Popeil. Oh ya, jangan lupa, Ron adalah seorang Yahudi. Jangan mau kalah yuk .....

Sumber:www.pengusahamuslim.com

0 komentar:

Posting Komentar

Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below

Powered By Blogger Widgets